RasulullahSAW Bersabda Orang Mulia Terbaik Diantara Kalian Adalah Yang Bila Dipandang Wajahnya Akan Mengingatkan Kita Kepada ALLAH SWT | Berdzikir Kepada AL 22 September 202122 September 2021 adiregard 0 Lihatlah wajahnya Wajah beliau begitu teduh Mata beliau seperti mata bayi dan telaga yang dalam, membuat tenggelam dan jatuh cinta. “Barang siapa memandang kepada wajah orang Alim sekali dengan pandangan yang senang, niscaya Alloh SWT menjadikan pandangan tersebut malaikat yang memintakan ampun baginya hingga hari kiamat”. Imam Al-Hafizh Al-Mundziri meriwayatkan sebuah hadits dari 40 hadits berkenaan dengan keutamaan menuntut ilmu, yakni bersabda Rosululloh SAW “Pandangan sekali kepada orang Alim lebih Alloh cintai daripada ibadah 60 tahun, berpuasa siang harinya dan berdiri ibadah pada malamnya”. Mata yang memandang mempunyai pengaruh kuat dan berdampak signifikan terhadap aktifitas batiniah kita. Begitu kuatnya pengaruh itu sehingga mempengaruhi kekhusyu’an seseoran untuk beribadah kepada Alloh Ta’ala. Syekh Thohir bin Sholeh Al-Jazairi dalam kitabnya Jawahirul Kalamiyah menguraikan sebuah permasalahan Bagaimana mata mempunyai pengaruh, padahal mata itu hanya termasuk bagian badan manusia yang lembut dan tidak ada hubungannya dengan sesuatu yang dilihat, dan tidak ada sesuatu yang keluar dari mata itu yang berhubungan dengan sesuatu yang dilihat?’ Maka dijawab bahwa tidak ada yang menghalangi jika sesuatu yang lembut itu mempunyai pengaruh yang kuat, dan tidak diisyaratkan bahwa adanya pengaruh itu harus ada hubungannya, karena sesungguhnya kita lihat sebagian manusia yang mempunyai kewibawaan dan kekuasaan bila melihat kepada seseorang dengan pandangan yang mengandung amarah, kadang-kadang menyebabkan yang dipandang itu ketakutan dan gemetar, malah bisa menyebabkan kematiannya. Padahal pada lahirnya ia tidak memasukkan sesuatu pada yangilihatnyan dan tidak terjadi antara yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi hubungan ataupun sentuhan. Kalau magnet mempunyai kekuatan dapat menarik besi padahal tidak ada hubungan antara magnet dan besi yang ditariknya itu dan tidak keluar sesuatu yang dapat menyebabkan menariknya itu. Bahkan benda-benda yang lembut lebih besar pengaruhnya daripada benda-benda yang kasar. Karena sesungguhnya perkara-perkara yang besar adalah timbul dari kuatnya kehendak dan niat, sedangkan kehendak dan niat itu termasuk hal yang tidak tampak. Maka tidak mengherankan kalau mata mempunyai pengaruh terhadap yang dipandangnya sekalipun mata itu sangat lembut, dan tidak ada hubungan atau sesuatu yang keluar dari mata itu. Kekuatan dan kecepatan pengaruh mata dalam memandang telah disinggung oleh Nabi SAW dalam suatu riwayat dari Ibnu Abbas Ra. “Pandangan mata adalah suatu kebenaran. Jika ada sesuatu yang dapat mendahului takdir ketetapan Alloh, maka sungguh pandangan mataakan mendahuluinya”. HR. Muslim. Karena itulah mata bisa membahayakan, seperti hipnotis, dll. dan Nabi SAW mengajarkan kepada kita suatu do’a “Aku berlindung dengan kalimat Alloh yang sempurna dari setiap syetan, binatang buas, dan pandangan mata yang membahayakan”. Sari As-Saqothi Rhm. berkata “Lidahmu adalah penyambung dari hatimu, dan wajahmu adalah cermin darinya. Pada wajahmu ditemukan apa yang ada di dalam hatimu”. Ketika anak-anak Ya’qub ingin pergi ke Mesir, menemui Yusuf As. yang ketika itu sudah menjadi Perdana Menteri, Ya’qub As. menasehati mereka “Hai anak-anakku, janganlah kamu bersama-sama masuk dari satu pintu gerbang, masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan!” QS. Yusuf[17] 67. Qotadah mengatakan bahwa Ya’qub As. mengkhawatirkan mereka dari bahaya pandangan Al-Ain orang-orang yang melihat mereka karena anak-anak Ya’qub As. tergolong orang-orang yang tampan dan berpenampilan menarik. Demikianlah Al-Quran mengisahkan tentang isyarat kuatnya pengaruh pandangan terhadap sesuatu yang diinginkan, yang dipahami oleh sebagian orang tertentu yang diberikan pengetahuan tentangnya. Keutamaan pandangan kepada wajah seorang Ulama banyak sekali, di antaranya sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW “Barang siapa memandang kepada wajah orang Alim sekali dengan pandangan yang senang, niscaya Alloh SWT menjadikan pandangan tersebut malaikat yang memintakan ampun baginya hingga hari kiamat”. Imam Al-Hafizh Al-Mundziri meriwayatkan sebuah hadits dari 40 hadits berkenaan dengan keutamaan menuntut ilmu, yakni bersabda Rosululloh SAW “Pandangan sekali kepada orang Alim lebih Alloh cintai daripada ibadah 60 tahun, berpuasa siang harinya dan berdiri ibadah pada malamnya”. Hadits tersebut menunjukkan betapa besarnya keutamaan memandang wajah orang Alim secara lahiriah, dikarenakan seseorang yang melakukannya akan mendapat pengaruh kekhusyu’an dan ketenangan hati sehingga mendorongnya kepada Hubbul Akhiroh. Tidak semua Ulama dikategorikan seperti makna hadits di atas, karena kata Ulama’ menggunakan Isim Makrifah Al-’Ulamaa-u, yang menandakan ketertentuan/kekhususan. Tentunya Ulama yang dimaksud di sini adalah Ulama yang telah mencapai kemakrifatan yang Hakiki, dimana pancaran jiwanya mampu melenyapkan sekat-sekat yang menutupi hati. Maka Robithoh, yakni memandang wajah Syekh dengan mata hati lebih diutamakan dan memiliki tempat yang khusus di kalangan Ahli-ahli Thoriqoh, sebagai penyatuan ruhaniyah seorang murid yang dhoif lagi faqir, dengan Syekhnya yang kamil menuju Hadhirat Alloh Ta’ala. Di dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ada sebagian ahli dzikir yang dapat menyebabkan orang lain ingat kepada Alloh. Yakni dengan memandang wajahnya saja, membuat mereka teringat untuk dzikrulloh. Hadits lain menyebutkan bahwa Sebaik-baik orang di antara kamu ialah seseorang yang apabila orang lain memandang wajahnya, maka ia ingat kepada Alloh, jika mendengar ucapannya maka bertambah ilmunya, dan jika melihat amal perbuatannya maka tertariklah pada akhirat’. Atas dasar hadits ini para pembimbing dzikir Syeikh Sufi terdahulu sangat menganjurkan untuk senantiasa mengenang wajah Syeikhnya sebagai alat untuk mempermudah dzikir ingat kepada Alloh SWT, dan yang demikian itu akan membuat dirinya tenggelam dalam lautan mahabbah dzikir-Nya. Berkata Syeikh Mushthofa Al-Bakri Rohimahullohu Ta’ala “Dan di antara apa yang diwajibkan atas seorang murid adalah robithoh hatinya dengan Gurunya dan maknanya bahwa murid senantiasa mengekalkan atas penyaksian akan rupa Syeikhnya. Inilah merupakan syarat yang dianjurkan bagi kaum Sufi yang mewariskan kepada maqom makrifat yang tinggi” Sumber Kitab Hidayatus Salikin
Kebahagiaanuntuk Orang yang Beriman dan Beramal Sholeh Saudaraku Orang yang beriman dan beramal sholeh, merekalah yang sebenarnya merasakan manisnya kehidupan dan kebahagiaan karena hatinya yang selalu tenang, berbeda dengan orang-orang yang lalai dari Allah yang selalu merasa gelisah. maka dengan hanya memandang wajah beliau dan
Abu Bakar Al Muthawi’i selama dua belas tahun selalu aktif mengikuti majelis Imam Ahmad. Di majelis tersebut hadits tersebut Imam Ahmad membacakan Al Musnad kepada putra-putra beliau. Namun, selama mengikuti mejalis tersebut, Al Muthawi’i tidak memiliki catatan, walau hanya satu hadits. Lalu, apa yang dilakukan Al Muthawi’i di majelis itu? Beliau ternyata hanya ingin memandang Imam Ahmad. Ternyata, tidak hanya Al Muthawi’i saja yang datang ke majelis hadits hanya untuk memandang Imam Ahmad. Mayoritas mereka yang hadir dalam majelis tersebut memiliki tujuan yang sama dengan Al Mathawi’i. Padahal jumlah mereka yang hadir dalam majelis Imam Ahmad saat itu lebih dari 5000 orang, namun yang mencatat hadits kurang dari 500 orang. Demikian Ibnu Al Jauzi mengisahkan Manaqib Imam Ahmad, 210. Apa yang dilakukan Al Muthawi’i, bukanlah hal yang sia-sia. Karena, memandang orang shalih bisa memberikan hal yang positif bagi pelakunya. Memandang orang shalih, bisa membangkitkan semangat, untuk meningkatkan amalan kebaikan, tatkala keimanan seseorang sedang turun. Sebagaimana dilakukan oleh Abu Ja’far bin Sulaiman, salah satu murid Hasan Al Bashri. Beliau pernah mengatakan,”Jika aku merasakan hatiku sedang dalam keadaan qaswah keras, maka aku segera pergi untuk memandang wajah Muhammad bin Wasi’ Al Bishri. Maka hal itu mengingatkanku kepada kematian.” Tarikh Al Islam, 5/109. Imam Malik sendiri juga melakukan hal yang sama tatkala merasakan qaswah dalam hati. Beliau berkisah,”Setiap aku merasakan adanya qaswah dalam hati, maka aku mendatangi Muhammad bin Al Munkadir dan memandangnya. Hal itu bisa memberikan peringatan kapadaku selama beberapa hari.” Tartib Al Madarik, 2/51-52. Imam Al Hasan Al Bashri sendiri dikenal sebagai ulama yang memandangnya, membuat pelakunya ingat kepada Allah, sebagaimana disebut oleh ulama semasa beliau, yakni Ibnu Sirin. Ulama lainnya, yang hidup semasa dengan beliau, Ats’ats bin Abdullah juga mengatakan,”Jika kami bergabung dengan majelis Al Hasan, maka setelah keluar, kami tidak ingat lagi terhadap dunia.” Al Hilyah, 2/158. Jika demikian besar dampak positif yang diperoleh saat seorang memandang wajah orang-orang shaleh, maka melakukannya dihitung sebagai ibadah, karena telah melaksanakan saran Rasulullah. Dimana, suatu saat beberapa sahabat bertanya, “Karib seperti apa yang baik untuk kami?” Rasulullah menjawab,”Yakni apabila kalian memandang wajahnya, maka hal itu mengingatkan kalian kepada Allah.” Riwayat Abu Ya’la, dihasankan Al Bushiri. Sebagaimana beliau juga bersabda, “Sesungguhnya sebagian manusia merupakan kunci untuk mengingatkan kepada Allah.” Riwayat Ibnu Hibban, dishahihkan oleh beliau. Tak mengherankan jika Waqi’ bin Jarah menilai bahwa memandang wajah Abdullah bin Dawud adalah Ibadah. Abdullah sendiri adalah seorang ahli ibadah di Kufah saat itu. Tahdzib At Tahdzi, 7/296. Nasihat Memilih Teman Kondisi teman, bisa berpengaruh banyak hal kapada kita, sehingga perlu bagi kita berhati-hati memilih teman. Setidaknya, itulah inti dari nasehat yang disebutkan oleh Imam Abu Laits, dimana beliau mengatakan,”Seorang tidak akan melakukan 8 hal, kecuali Allah akan memberinya 8 hal pula. Kalau ia banyak bergaul dengan orang kaya, maka timbul dalam hatinya kesenangan terhadap harta. Kalau ia akrab dengan orang miskin, maka timbul dalam hatinya rasa syukur dan qana’ah. Kalau ia berteman dengan penguasa, maka timbul rasa sombong. Kalau ia berdekatan dengan anak-anak maka ia banyak bermain. Kalau ia dekat dengan para wanita, maka syahwatnya akan timbul. Kalau ia berkarib dengan orang-orang fasiq, maka datang keinginan untuk menunda-nunda taubat. Kalau ia dekat dengan ahli ilmu, maka ilmunya akan bertambah. Kalau ia dekat dengan ahli ibadah, maka akan termotivasi melakukant ibadah yang lebih banyak.” Bughyah Al Mustarsyidin, 9.
Terkadangsecara tidak sadar, kita begitu sering memandang orang lain tanpa memandang diri sendiri terlebih dahulu. Sehingga apa yang tergambar dari hasil pandangan kita itu adalah cenderung kepada peremehan orang lain, menganggap orang lain begitu berbeda , bahkan berpikir seolah hanya orang-orang seperti kitalah yang berhak tinggal di dunia ini.
Penglihatannya Orang yang takut kepada Allah swt., tidak akan melihat pada yang haram, baik mengenai makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya. Dia tidak memandang dunia dengan nafsu ambisi dan keinginannya, tetapi dia memandangnya untuk mengambil pelajaran dan ibrah. Dia tidak memandang pada sesuatu yang tidak halal dilihat olehnya. 30 Kumpulan Dalil Hadits Tentang Qurban Saat Hari Raya Idul Adha. Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Quran dan hadits tentang hati seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu ayat Al-Quran, ALLAH SWT berfirman sebagai berikut : (يَوْمَ لَا Muslimyang membuktikan syahadat dengan menjalankan perkara syariat disebut mukmin, orang beriman Firman Allah ta’ala yang artinya “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imron [3]:31 ) FrimanAllah tentang wanita ialah wanita yang baik baik tidak selayaknya difitnah, bagi yang melakukan hal tersebut maka akan mendapat azab dari Allah. “Orang orang yang menuduh wanita yang baik baik yang tidak berbuat zina lagi beriman mereka dilaknat di dunia dan akherat, dan bagi mereka azab yang besar”. 10. QS An Nisa : 4 memandangwajah alloh, kenikmatan tertinggi di akhirat Salah satu ideologi dan prinsip dasar Ahlus sunnah wal jama’ah yang tercantum dalam kitab-kitab aqidah para ulama salaf, adalah kewajiban mengimani bahwa kaum mu’minin akan melihat wajah Allah Ta’ala yang maha mulia di akhirat nanti, sebagai balasan keimanan dan keyakinan mereka yang MemandangWajah Orang Shalih rtr ilustrasi Bagikan: Abu Bakar Al Muthawi’i selama dua belas tahun selalu aktif mengikuti majelis Imam Ahmad. Di majelis tersebut hadits tersebut Imam Ahmad membacakan Al Musnad kepada putra-putra beliau. Namun, selama mengikuti mejalis tersebut, Al Muthawi’i tidak memiliki catatan, walau hanya satu hadits. Hanya4 golongan manusia yang disisiNya yakni para Nabi (Rasulullah yang utama), para Shiddiqin, para Syuhada dan orang-orang sholeh Firman Allah ta'ala yang artinya “Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin 7 Jadilah orang yang sabar dan bersabarlah terhadap kemungkinan yang menimpa. Allah azza wa jalla berfirman menceritakan kisah Luqman al-Hakim (yang artinya), “ Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma`ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan sabarlah terhadap apa yang menimpamu. 5dvk.
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/53
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/211
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/328
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/854
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/40
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/724
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/187
  • j7mo5hwpgu.pages.dev/946
  • memandang wajah orang sholeh